NERACA BAHAN MAKANAN
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Pengadaan pangan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh penduduk dan sesuai dengan persyaratan gizi, merupakan masalah terbesar
sepanjang sejarah kehidupan manusia.Untuk menjawab masalah ini diperlukan informasi mengenai situasi pangan
disuatu negara/daerah pada periode tertentu. Hal ini dapat terlihat dari
gambaran produksi, pengadaan dan penggunaan pangan serta tingkat ketersediaan
untuk konsumsi penduduk per kapita. Salah satu cara untuk memperoleh gambaran
situasi pangan dapat disajikan dalam suatu neraca atau tabel yang dikenal
dengan nama “Neraca Bahan Makanan”.
Di dalam Neraca
Bahan Makanan (NBM) disajikan angka rata-rata jumlah jenis Bahan Makanan yang
tersedia untuk dikonsumsi penduduk per kapita pertahun dalam kilogram serta per
kapita per hari dalam satuan gram, pada kurun waktu tertentu. Selanjutnya untuk
mengetahui nilai gizi Bahan Makanan yang tersedia untuk dikonsumsi tersebut, maka
angka ketersediaan pangan untuk konsumsi per kapita per hari diterjemahkan ke
dalam satuan energi, protein, dan lemak per kapita per hari.
Pemenuhan
penyediaan bahan pangan merupakan faktor penting dalam memenuhi kebutuhan gizi,
terutama untuk peningkatan gizi masyarakat. Menurut Departemen Pertanian (2001)
angka kecukupan rata-rata energi dan protein untuk penduduk Indonesia masing-
masing sebesar 2.200 kalori dan 55 gram protein per kapita per hari, sedangkan
angka kecukupan lemak telah direkomendasikan minimal setara dengan 10 % dan
maksimal 25 % dari energi (Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi 1993).
Oleh karena
pentingnya neraca bahan makanan dalam suatu wilayah, maka kami tertarik untuk
membahas lebih rinci tentang Neraca Bahan Makanan.
I.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:
- Bagaimana Perkembangan Penyusunan NBM di Indonesia?
- Apa Komponen Utama Dalam Tabel NBM?
- Bagaimana Menyusun NBM Dalam Suatu Wilayah?